Sabtu, 24 September 2011

kebakaran karena non listrik


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Banyak sekali berita tentang kebakaran rumah,rumah sakit, pabrik, laboratorium dll. Banyak korban jiwa dan harta benda yang dilalap si jago merah. Sejauh-manakah masyarakat telah siap untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran di tempat sekitar mereka ? Apabila rumah sudah diansuransikan, bukan berarti mereka bisa bersikap masa bodoh terhadap bencana yang terjadi. Banyak kerugian yang mungkin terjadi, dan yang paling penting adalah kepedulian terhadap tetangga sekitarnya. Rumah-rumah di kampung saling berhimpitan, hanya dibatasi oleh satu dinding. Kebakaran tersebut sering disebabkan oleh bahan-bahan non listrik misalnya dari bahan kimia seperti gas LPG, obat nyamuk bakar dll. Untuk itu perlu difahami pula bagaimana proses terjadinya kebakaran, bahan-bahan kimia apa saja yang mudah terbakar serta bagaimana cara penanggulangannya secara benar.

1.2  Masalah atau Topik Bahasan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah atau topik pembahasan adalah sebagai beerikut :
·         Apakahyang dimaksud dengan kebakaran non-listrik?
·         Apa sajakah klasifikasiskebakaran ?
·         Bagaimana upaya penanggulan kebakaran karena non-listrik ?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui cara menanggulangi kebakaran yang disebabkan oleh bahan-bahan non listrik.
2.      Mengetahui klasifikasi kebakaran
3.      Mengatahui cara penanggulangan kebakaan karena non listrik.


BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Pengertian kebakaran
Kebakaran adalah api yang tidak dikehendaki. Boleh jadi api itu kecil tetapi apabila tidak dikehendaki adalah termasuk kebakaran. Kebakaran secara umum adalah suatu bencana/malapetaka/musibah yang diakibatkan oleh api dan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja yang menyebabkan kerugian nyawa dan harta benda.
(Dinas Pemadam Kebakaran, 2008).

2.2  Penyebab kebakaran ( non-listrik )
Bahaya penyebab kebakaran yang umum terjadi adalah sebagai berikut :
·         Api rokok
·         Bahan cair kimia mudah terbakar
·         Nyala api terbuka
·         Ketatarumahtanggaan yang buruk
·         Mekanik : peralatan mesin yang panas
·         Las (pembakaran)

2.3  Segitiga Api dan Tetrahedron Api
Api merupakan suatu reaksi kimia / reaksi oksidasi yang bersifat eksotermis dan diikuti oleh evolusi atau pengeluaran cahaya dan panas serta dapat menghasilkan nyala, asap dan bara.
(Dinas Pemadam Kebakaran, 2008).
Proses terjadinya api ini dimulai bila terdapat tiga unsur pokok yaitu bahan yang dapat terbakar, oksigen dari udara atau dari bahan oksidator dan panas yang cukup. Bilamana ketiga unsur tersebut berada dalam kondisi yang seimbang dan dalam konsentrasi tertentu, timbulah oksidasi atau dikenal dengan proses pembakaran.

Bila awal ini telah terjadi maka sebagian panas tersebut akan diserap oleh bahan bakar atau benda disekelilingnya yang kemudian melepaskan uap gas yang dapat menyala bergantiganti setelah bercampur dengan oksigen di udara, proses ini disebut reaksi berantai.
Dengan teori itu maka apabila salah satu unsur dari segitiga api tersebut tidak berada pada keseimbangan yang cukup, maka api tidak akan terjadi. Bahan yang dapat terbakar jenisnya dapat berupa bahan padat, cair maupun gas. Sifat penyalaan dari jenis-jenis bahan tadi terdapat perbedaan, yaitu gas lebih mudah terbakar dibandingkan dengan bahan cair maupun padat. Demikian juga bahan cair lebih mudah terbakar dibandingkan dengan bahan padat.

Gambar 2.3 segitiga api
Sedang mengenai sumber panas bisa bisa muncul dari beberapa sebab antara lain :
  1. Sumber api terbuka yaitu penggunaan api yang langsung dalam beraktifitas seperti : masak, las, dll. 
  2. Mekanis yaitu panas yang ditimbulkan akibat gesekan/benturan benda seperti : gerinda, memaku, dll.
  3. Kimia yaitu panas yang timbul akibat reaksi kimia seperti : karbit dengan air.
Teori baru telah dikembangkan lebih lanjut untuk pembakaran dan pemadaman. Hal-hal yang dikembangkan dalam teori ini dibuat suatu transisi dari ilmu ukur bidang gambar bersegitiga, yang dikenal sebagai segitiga api menjadi empat sisi yaitu limas (Tetrahedron) yang menyerupai suatu piramida.
Gambar 2.3 tetrahedron
2.4  Klasifikasi kebakaran
            Setiap jenis bahan yang terbakar memiliki karakteristik yang berbeda, karena itu harus dibuat prosedur yang tepat dalam melakukan tindakan pemadaman dan jenis media yang diterapkan harus sesuai dengan karakteristiknya, mengacu pada standar. Yang dimaksud dengan klasifikasi kebakaran adalah penggolongan atau pembagian atas kebakaran berdasarkan jenis bahan bakarnya.  Klasifikasi ini sangat penting untuk diketahui karena merupakan syarat-syarat pokok dalam penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
Berdasarkan bahanbahan yang terbakar, kebakaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

·         Kelas A : Benda padat seperti kertas, kayu, plastik, karet, kain, dsb. 
·         Kelas B : Benda cair seperti minyak tanah, bensin, solar, tinner, gas elpiji, dsb. 
·         Kelas C : Kebakaran listrik, travo, kabel/konsleting arus listriknya. 
·         Kelas D : Kebakaran khusus seperti Besi, aluminium, konstruksi baja.

2.5  Media Alat Pemadam kebakaran
Alat pemadam kebakaran yang sifatnya umum antara antara lain Hidrant, Mobil pemadam kebakaran, Alat pemadam api ringan (APAR), sprinkler, dll.
Disamping itu alat pemadam api lain yang mempunyai sifat sebagai racun api, antara lain karbon dioksida, Bahan Kimia kering multi guna dan bubuk kering. Dari beberapa macam alat pemadam api tersebut masing
masing mempunyai kegunaan dan aturan tersendiri.
Inilah contoh gambar Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Gambar 2.5 alat pemadam api ringan (APAR)

2.5.1        Hydrospray
Gambar 2.5.1 Hydrospray
           Alat pemadam dengan air ini umumnya digunakan untuk kebakaran kelas A. Alat ini biasanya dilengkapi dengan penera untuk mengetahui tekanan air. Penera berwarna hijau menunjukkan alat aman untuk digunakan, sedangkan warna merah menunjukkan tekanan sudah berkurang.

2.5.2        Drychemical Powder
         Jenis bubuk kering digunakan untuk kelas A,B, C dan D, sedang sifat pemadaman jenis bubuk kering antara lain :
·         Menyerap panas dan mendinginkan obyek yang terbakar. 
·         Menahan radiasi panas. 
·        
Gambar 2.5.2 Drychemical Powder
Bukan penghantar arus listrik. 
·         Menutup dengan cara melekat pada obyek yang terbakar karena adanya reaksi kimia bahan tersebut saat terjadi kebakaran (reaksi panas api). 
·         Menghambat terjadinya oksidasi pada obyek yang terbakar.
·         Tidak berbahaya. 
·         Efek samping yang muncul adalah debu dan kotor.
·         Dapat berakibat korosi dan kerusakan pada mesin ataupun perangkat elektronik.
·         Sekali pakai pada tiap kejadian.

2.5.3        Gas Cair Halon Free/AF 11/Halotron 1

Gambar 2.5.3 Gas Cair Halon Free/AF 11/Halotron 1
Alat pemadam gas cair ini bisa digunakan untuk semua jenis klasifikasi kebakaran. Sifat alat pemadam ini antara lain :
·         Bukan penghantar listrik
·         Tidak merusak peralatan 
·         Non Toxic (tidak beracun)
·         Bersih tidak meninggalkan bekas.
·         Memadamkan api dengan cara mengikat O2 disekitar area kebakaran
·         Penggunaan yang multi purpose (semua klas kebakaran)
·         Bisa digunakan berulang-ulang 
·         Lebih tepat digunakan di dalam ruang

2.5.4        Carbon dioksida
Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas B dan C. Sifat-sifatnya antara lain :

          Bersih tidak meninggalkan bekas.
          Non Toxide ( tidak beracun ).
          Bukan penghantar listrik.
          Tidak merusak peralatan ( elektronik / mesin )
          Cara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimuti obyek yang terbakar.
          Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.
          Tekanan kerja sangat besar.

2.5.5        Racun Api Busa
Racun api berupa busa hanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas A dan B. Cara kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek yang terbakar. Jika obyek yang terbakar benda cair, racun api busa ini bekerja menutup permukaan zat cair.
Sifat lainnya yaitu penghantar arus listrik sehingga tidak dapat digunakan pada ruang yang berisi peralatan komponen listrik.

2.5.6        Fire Sprinkler System
Gambar 2.5.6 Fire Sprinkler System
Alat ini biasanya terinstal didalam gedung dan bersifat mengandung Hg. Mekanisme kerja sprinkler yaitu secara otomatis akan mengeluarkan air bila kepala sprinkler terkena panas.
Prinsip dasar alat ini adalah mampu menyerap kalor yang dihasilkan dari bahan yang terbakar.
2.5.7        Hydrant
Digunakan untuk jenis api kelas A dan B.



Gambar 2.5.7 Hydrant


Secara ringkas, penggunaan media racun api
berdasarkan klasifikasi bahan terbakar jadi begini :

Tabel 2.5  klasifikasi kebakaran dengan media racun api

2.6  Pengertian pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
Pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran adalah semua tindakan yang berhubungan dengan pencegahan, pengamatan dan pemadaman kebakaran yang meliputi perlindungan jiwa dan keselamatan manusia serta perlindungan harta kekayaan. Pencegahan kebakaran lebih ditekankan pada usaha-usaha yang memindahkan atau mengurangi terjadinya kebakaran. Penanggulangan lebih ditekankan pada tindakan-tindakan terhadap kejadian kebakaran, agar korban tidak terlalu banyak.

Pencegahan kebakaran dan pengurangan korban kebakaran tergantung dari lima prinsip pokok sebagai berikut :
·         Pencegahan kecelakaan sebagai akibat kecelakaan atau keadaan panik.
·         Pembuatan bangunan yang tahan api.
·         Pengawasan yang teratur dan berkala.
·         Penemuan kebakaran pada tingkat awal dan pemadamannya.
·         Pengendalian kerusakan untuk membatasi kerusakan sebagai akibat kebakaran dan tindakan-tindakannya.

Pemberantasan kebakaran adalah daya upaya untuk menghindari suatu peristiwa kebakaran yaitu : memadamkan, melokalisir, mengamankan harta benda, jiwa, mencari atau menyelidiki sebabsebab kebakaran dan rehabilitasi. Jadi pemberantasan kebakaran adalah usaha yang dilakukan setelah terjadi musibah kebakaran.

2.7  Cara pencegahan dan penanggulangan kebakaran
1.6.1 Pencegahan           
1.      Sudahkah kompor dimatikan? Kompor minyak tanah dan gas harus di rawat dengan baik, sehinnga api bisa menyala dengan baik. Untuk kompor minyak tanah, pastikan sumbu kompor masih panjang. Untuk kompor gas pastikan tidak ada kebocoran di selang atau sistem yang lain. Kalau perlu dipasang gas detector.
2.      Lampu penerangan dengan bahan bakar minyak sebaiknya dimatikan sebelum tidur.
3.      Apabila menggunakan nyamuk bakar, pastikan ditaruh di tempat yang aman. Jauh dari benda-benda yang mudah terbakar.
     1.6.2 Penanggulangan
1.      Pasang detektor asap di langit-langit rumah, di luar kamar tidur dan disetiap lantai untuk rumah betingkat. Alat ini perlu di test setiap bulan untuk memastikan selalu dalam kondisi baik.
2.      Sediakan alat pemadam kebakaran untuk tipe kebakaran kelas A,B dan D di rumah anda. Apabila anda tidak bisa membelinya, siapkanlah selimut pemadam (fire blanket) untuk di dapur dan kamar tidur. Juga pemadam kebakaran, untuk rumah pakailah pemadam kebakaran jenis bubuk (powder).
3.      Apabila anda tidak mau membeli peralatan di atas, persiapkanlah pemadam kebakaran dari ledeng rumah. Siapkan selang yang cukup panjang, dan quick connection. Pasang beberapa qucik connection di keran rumah anda, terutama apabila rumah anda cukup luas. Sehingga ada beberapa titik untuk bisa memasang selang anda dengan cepat.
4.      Juga sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung beras yang terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni sebelum dipakai untuk memadamkan api.
5.      Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor penting dekat telephone, atau program telephone untuk nomor-nomor penting. Ingat bahwa mereka tidak akan datang dalam waktu singkat, kemungkinan api telah berkobar lebih besar.
Selain itu, usaha untuk menanggulangi kebakaran :
1.      Pasang poster-poster peringatan di berbagai tempat disekitar kita.
2.      Penyuluhan dan pelatihan tentang pemadam kebakaran 
3.      Adanya SOP cara pengoperasian pada tabung pemadam 
4.      Usahakan bak kamar mandi selalu penuh






BAB III
KESIMPULAN
3.1  Kesimpulan
Dari semua pembahasan dapat disimpulkan bahwa Kebakaran non listrik adalah api yang tidak dikehendaki yang disebabkan oleh bahan non listrik seperti, bahan-bahan kimia, nyala api terbuka, dan mekanik yang panas. selain itu, terjadi karena adanya unsur bahan bakar, panas dan oksigen yang berjalan cepat dan seimbang yang bisa disebut dengan segitiga api dan tetrahedron. Berdasarkan bahan-bahan yang mudah terbakar, kebakaran di klasifikasikan menjadi empat  kelas dan yang termasuk kebakaran non listrik yaitu kelas A,B dan D. oleh sebab itu, agar tidak terjadi kebakaran perlu adanya penanggulangan seperti menyiapkan media alat pemadam kebakaran.

3.2  Saran
Cara penanggulangan kebakaran karena non listrik bisa dilakukan secara efektif dengan cara memasang detektor asap di langit-langit rumah, menyediakan alat pemadam kebakaran untuk tipe kebakaran kelas A,B dan D, mempersiapkan pemadam kebakaran dari ledeng rumah, dan memasang nomor penting dekat telephone. Selain itu, penanggulangan untuk jangka panjang dapat dilakukan dengan cara  memasang poster-poster peringatan di berbagai tempat disekitar kita, mengadakan penyuluhan dan pelatihan tentang pemadam kebakaran , dan mengadakan adanya SOP cara pengoperasian pada tabung pemadam.




DAFTAR PUSTAKA
Sebaskoro.2007.Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran,serta PenyelamatanDiri.(oline).(http://sbaskoro.wordpress.com/2007/11/01/pencegahan-dan-penanggulangan-kebakaran-serta-serta-penyelamatan-diri/)diakses 1 September 2011.
Rahayunnisih,Ari.2009.Laporan Khusus Instalasi Apar dan Fire Alarm System sebagai Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam Peningkatan Keselamatan Kerja.(online).( http://www.digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/101341009200908311.pdf)diakses 1 september 2011.
Usman,Anif.Penanganan Kebakaran dan Alat Pemadamnya.(online).( http://lansida.blogspot.com/2010/11/penanganan-kebakaran-dan-alat.html)diakses 1 September 2011.








.


0 komentar:

Posting Komentar