BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak
sekali berita tentang kebakaran rumah,rumah sakit, pabrik, laboratorium dll.
Banyak korban jiwa dan harta benda yang dilalap si jago merah. Sejauh-manakah
masyarakat telah siap untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran di tempat
sekitar mereka ? Apabila rumah sudah diansuransikan, bukan berarti mereka bisa
bersikap masa bodoh terhadap bencana yang terjadi. Banyak kerugian yang mungkin
terjadi, dan yang paling penting adalah kepedulian terhadap tetangga sekitarnya.
Rumah-rumah di kampung saling berhimpitan, hanya dibatasi oleh satu dinding.
Kebakaran tersebut sering disebabkan oleh bahan-bahan non listrik misalnya dari
bahan kimia seperti gas LPG, obat nyamuk bakar dll. Untuk itu perlu difahami pula
bagaimana proses terjadinya kebakaran, bahan-bahan kimia apa saja yang mudah
terbakar serta bagaimana cara penanggulangannya secara benar.
1.2 Masalah atau Topik Bahasan
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka masalah atau topik pembahasan adalah
sebagai beerikut :
·
Apakahyang dimaksud dengan kebakaran
non-listrik?
·
Apa sajakah klasifikasiskebakaran ?
·
Bagaimana upaya penanggulan kebakaran
karena non-listrik ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
cara menanggulangi kebakaran yang disebabkan oleh bahan-bahan non listrik.
2. Mengetahui
klasifikasi kebakaran
3. Mengatahui
cara penanggulangan kebakaan karena non listrik.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kebakaran
Kebakaran adalah api yang tidak
dikehendaki. Boleh jadi api itu kecil tetapi apabila tidak dikehendaki adalah
termasuk kebakaran. Kebakaran secara umum adalah suatu
bencana/malapetaka/musibah yang diakibatkan oleh api dan dapat terjadi dimana
saja dan kapan saja yang menyebabkan kerugian nyawa dan harta benda.
(Dinas Pemadam
Kebakaran, 2008).
2.2 Penyebab kebakaran ( non-listrik )
Bahaya
penyebab kebakaran yang umum terjadi adalah sebagai berikut :
·
Api rokok
·
Bahan cair kimia mudah terbakar
·
Nyala api terbuka
·
Ketatarumahtanggaan yang buruk
·
Mekanik : peralatan mesin yang panas
·
Las (pembakaran)
2.3 Segitiga Api dan Tetrahedron Api
Api merupakan suatu reaksi kimia /
reaksi oksidasi yang bersifat eksotermis dan diikuti oleh evolusi atau
pengeluaran cahaya dan panas serta dapat menghasilkan nyala, asap dan bara.
(Dinas Pemadam Kebakaran, 2008).
Proses
terjadinya api ini dimulai bila terdapat tiga unsur pokok yaitu bahan yang
dapat terbakar, oksigen dari udara atau dari bahan oksidator dan panas yang
cukup. Bilamana ketiga unsur tersebut berada dalam kondisi yang seimbang dan
dalam konsentrasi tertentu, timbulah oksidasi atau dikenal dengan proses
pembakaran.
Bila
awal ini telah terjadi maka sebagian panas tersebut akan diserap oleh bahan
bakar atau benda disekelilingnya yang kemudian melepaskan uap gas yang dapat
menyala bergantiganti setelah bercampur dengan oksigen di udara, proses ini
disebut reaksi berantai.
Dengan
teori itu maka apabila salah satu unsur dari segitiga api tersebut tidak berada
pada keseimbangan yang cukup, maka api tidak akan terjadi. Bahan yang dapat
terbakar jenisnya dapat berupa bahan padat, cair maupun gas. Sifat penyalaan
dari jenis-jenis bahan tadi terdapat perbedaan, yaitu gas lebih mudah terbakar
dibandingkan dengan bahan cair maupun padat. Demikian juga bahan cair lebih mudah
terbakar dibandingkan dengan bahan padat.
Gambar 2.3
segitiga api
Sedang mengenai sumber panas bisa
bisa muncul dari beberapa sebab antara lain :
- Sumber api terbuka yaitu penggunaan api yang langsung dalam beraktifitas seperti : masak, las, dll.
- Mekanis yaitu panas yang ditimbulkan akibat gesekan/benturan benda seperti : gerinda, memaku, dll.
- Kimia yaitu panas yang timbul akibat reaksi kimia seperti : karbit dengan air.
Teori
baru telah dikembangkan lebih lanjut untuk pembakaran dan pemadaman. Hal-hal
yang dikembangkan dalam teori ini dibuat suatu transisi dari ilmu ukur bidang
gambar bersegitiga, yang dikenal sebagai segitiga api menjadi empat sisi yaitu
limas (Tetrahedron) yang menyerupai suatu piramida.
Gambar 2.3 tetrahedron
2.4 Klasifikasi kebakaran
Setiap
jenis bahan yang terbakar memiliki karakteristik yang berbeda, karena itu harus
dibuat prosedur yang tepat dalam melakukan tindakan pemadaman dan jenis media
yang diterapkan harus sesuai dengan karakteristiknya, mengacu pada standar.
Yang dimaksud dengan klasifikasi kebakaran adalah penggolongan atau pembagian
atas kebakaran berdasarkan jenis bahan bakarnya. Klasifikasi ini sangat penting untuk diketahui
karena merupakan syarat-syarat pokok dalam penggunaan Alat Pemadam Api Ringan
(APAR).
Berdasarkan
bahanbahan yang terbakar, kebakaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
·
Kelas
A : Benda padat seperti kertas, kayu, plastik, karet, kain, dsb.
·
Kelas
B : Benda cair seperti minyak tanah, bensin, solar, tinner, gas elpiji,
dsb.
·
Kelas
C : Kebakaran listrik, travo, kabel/konsleting arus listriknya.
·
Kelas
D : Kebakaran khusus seperti Besi, aluminium, konstruksi baja.
2.5 Media
Alat Pemadam kebakaran
Alat pemadam kebakaran yang sifatnya
umum antara antara lain Hidrant, Mobil pemadam kebakaran, Alat pemadam api
ringan (APAR), sprinkler, dll.
Disamping itu alat pemadam api lain yang mempunyai sifat sebagai racun api, antara lain karbon dioksida, Bahan Kimia kering multi guna dan bubuk kering. Dari beberapa macam alat pemadam api tersebut masing‐masing mempunyai kegunaan dan aturan tersendiri.
Disamping itu alat pemadam api lain yang mempunyai sifat sebagai racun api, antara lain karbon dioksida, Bahan Kimia kering multi guna dan bubuk kering. Dari beberapa macam alat pemadam api tersebut masing‐masing mempunyai kegunaan dan aturan tersendiri.
Inilah contoh gambar Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
Gambar 2.5 alat pemadam
api ringan (APAR)
2.5.1
Hydrospray
Gambar 2.5.1
Hydrospray
Alat pemadam dengan air ini umumnya digunakan
untuk kebakaran kelas A. Alat ini biasanya dilengkapi dengan penera untuk
mengetahui tekanan air. Penera berwarna hijau menunjukkan alat aman untuk
digunakan, sedangkan warna merah menunjukkan tekanan sudah berkurang.
2.5.2
Drychemical
Powder
Jenis bubuk kering digunakan untuk kelas A,B, C dan D, sedang sifat pemadaman jenis bubuk kering antara lain :
Jenis bubuk kering digunakan untuk kelas A,B, C dan D, sedang sifat pemadaman jenis bubuk kering antara lain :
·
Menyerap
panas dan mendinginkan obyek yang terbakar.
·
Menahan
radiasi panas.
·
Gambar
2.5.2 Drychemical Powder
|
·
Menutup
dengan cara melekat pada obyek yang terbakar karena adanya reaksi kimia bahan
tersebut saat terjadi kebakaran (reaksi panas api).
·
Menghambat
terjadinya oksidasi pada obyek yang terbakar.
·
Tidak
berbahaya.
·
Efek
samping yang muncul adalah debu dan kotor.
·
Dapat
berakibat korosi dan kerusakan pada mesin ataupun perangkat elektronik.
·
Sekali
pakai pada tiap kejadian.
2.5.3
Gas
Cair Halon Free/AF 11/Halotron 1
Gambar 2.5.3
Gas Cair Halon Free/AF 11/Halotron 1
Alat pemadam gas cair ini bisa digunakan
untuk semua jenis klasifikasi kebakaran. Sifat alat pemadam ini antara lain :
·
Bukan
penghantar listrik
·
Tidak
merusak peralatan
·
Non
Toxic (tidak beracun)
·
Bersih
tidak meninggalkan bekas.
·
Memadamkan
api dengan cara mengikat O2 disekitar area kebakaran
·
Penggunaan
yang multi purpose (semua klas kebakaran)
·
Bisa
digunakan berulang-ulang
·
Lebih
tepat digunakan di dalam ruang
2.5.4
Carbon
dioksida
Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas B dan C. Sifat-sifatnya antara lain :
Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas B dan C. Sifat-sifatnya antara lain :
•
Bersih
tidak meninggalkan bekas.
•
Non
Toxide ( tidak beracun ).
•
Bukan
penghantar listrik.
•
Tidak
merusak peralatan ( elektronik / mesin )
•
Cara
pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimuti obyek yang terbakar.
•
Tepat
untuk area generator dan instalasi listrik.
•
Tekanan
kerja sangat besar.
2.5.5
Racun
Api Busa
Racun api berupa busa hanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas A dan B. Cara kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek yang terbakar. Jika obyek yang terbakar benda cair, racun api busa ini bekerja menutup permukaan zat cair.
Sifat lainnya yaitu penghantar arus listrik sehingga tidak dapat digunakan pada ruang yang berisi peralatan komponen listrik.
Racun api berupa busa hanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas A dan B. Cara kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek yang terbakar. Jika obyek yang terbakar benda cair, racun api busa ini bekerja menutup permukaan zat cair.
Sifat lainnya yaitu penghantar arus listrik sehingga tidak dapat digunakan pada ruang yang berisi peralatan komponen listrik.
2.5.6
Fire
Sprinkler System
Gambar
2.5.6 Fire Sprinkler System
Alat ini biasanya terinstal didalam
gedung dan bersifat mengandung Hg. Mekanisme kerja sprinkler yaitu secara
otomatis akan mengeluarkan air bila kepala sprinkler terkena panas.
Prinsip dasar alat ini adalah mampu menyerap kalor yang dihasilkan dari bahan yang terbakar.
Prinsip dasar alat ini adalah mampu menyerap kalor yang dihasilkan dari bahan yang terbakar.
2.5.7
Hydrant
Digunakan untuk jenis api kelas A dan B.
Digunakan untuk jenis api kelas A dan B.
Gambar
2.5.7 Hydrant
|
Secara ringkas, penggunaan media racun api
berdasarkan klasifikasi bahan terbakar jadi begini :
Tabel
2.5 klasifikasi kebakaran dengan media
racun api
2.6 Pengertian pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran
Pencegahan
dan penanggulangan bahaya kebakaran adalah semua tindakan yang berhubungan
dengan pencegahan, pengamatan dan pemadaman kebakaran yang meliputi
perlindungan jiwa dan keselamatan manusia serta perlindungan harta kekayaan.
Pencegahan kebakaran lebih ditekankan pada usaha-usaha yang memindahkan atau
mengurangi terjadinya kebakaran. Penanggulangan lebih ditekankan pada
tindakan-tindakan terhadap kejadian kebakaran, agar korban tidak terlalu
banyak.
Pencegahan kebakaran
dan pengurangan korban kebakaran tergantung dari lima prinsip pokok sebagai
berikut :
·
Pencegahan kecelakaan sebagai akibat
kecelakaan atau keadaan panik.
·
Pembuatan bangunan yang tahan api.
·
Pengawasan yang teratur dan berkala.
·
Penemuan kebakaran pada tingkat awal dan
pemadamannya.
·
Pengendalian kerusakan untuk membatasi
kerusakan sebagai akibat kebakaran dan tindakan-tindakannya.
Pemberantasan kebakaran
adalah daya upaya untuk menghindari suatu peristiwa kebakaran yaitu :
memadamkan, melokalisir, mengamankan harta benda, jiwa, mencari atau
menyelidiki sebabsebab kebakaran dan rehabilitasi. Jadi pemberantasan kebakaran
adalah usaha yang dilakukan setelah terjadi musibah kebakaran.
2.7 Cara pencegahan dan penanggulangan
kebakaran
1.6.1 Pencegahan
1.
Sudahkah
kompor dimatikan? Kompor minyak tanah dan gas harus di rawat dengan baik,
sehinnga api bisa menyala dengan baik. Untuk kompor minyak tanah, pastikan
sumbu kompor masih panjang. Untuk kompor gas pastikan tidak ada kebocoran di
selang atau sistem yang lain. Kalau perlu dipasang gas detector.
2.
Lampu
penerangan dengan bahan bakar minyak sebaiknya dimatikan sebelum tidur.
3.
Apabila
menggunakan nyamuk bakar, pastikan ditaruh di tempat yang aman. Jauh dari
benda-benda yang mudah terbakar.
1.6.2 Penanggulangan
1.
Pasang detektor asap di langit-langit rumah, di luar
kamar tidur dan disetiap lantai untuk rumah betingkat. Alat ini perlu di test
setiap bulan untuk memastikan selalu dalam kondisi baik.
2.
Sediakan alat pemadam kebakaran untuk tipe kebakaran
kelas A,B dan D di rumah anda. Apabila anda tidak bisa membelinya, siapkanlah
selimut pemadam (fire blanket) untuk di dapur dan kamar tidur. Juga pemadam
kebakaran, untuk rumah pakailah pemadam kebakaran jenis bubuk (powder).
3.
Apabila anda tidak mau membeli peralatan di atas, persiapkanlah
pemadam kebakaran dari ledeng rumah. Siapkan selang yang cukup panjang, dan
quick connection. Pasang beberapa qucik connection di keran rumah anda,
terutama apabila rumah anda cukup luas. Sehingga ada beberapa titik untuk bisa
memasang selang anda dengan cepat.
4.
Juga sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung
goni (karung beras yang terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni
sebelum dipakai untuk memadamkan api.
5.
Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang
nomor penting dekat telephone, atau program telephone untuk nomor-nomor
penting. Ingat bahwa mereka tidak akan datang dalam waktu singkat, kemungkinan
api telah berkobar lebih besar.
Selain itu, usaha untuk
menanggulangi kebakaran :
1.
Pasang
poster-poster peringatan di berbagai tempat disekitar kita.
2.
Penyuluhan
dan pelatihan tentang pemadam kebakaran
3.
Adanya
SOP cara pengoperasian pada tabung pemadam
4.
Usahakan
bak kamar mandi selalu penuh
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari semua pembahasan dapat
disimpulkan bahwa Kebakaran non listrik adalah api yang
tidak dikehendaki yang disebabkan oleh bahan non listrik seperti, bahan-bahan
kimia, nyala api terbuka, dan mekanik yang panas. selain itu, terjadi karena
adanya unsur bahan bakar, panas dan oksigen yang berjalan cepat dan seimbang
yang bisa disebut dengan segitiga api dan tetrahedron. Berdasarkan bahan-bahan
yang mudah terbakar, kebakaran di klasifikasikan menjadi empat kelas dan yang termasuk kebakaran non listrik
yaitu kelas A,B dan D. oleh sebab itu, agar tidak terjadi kebakaran perlu
adanya penanggulangan seperti menyiapkan media alat pemadam kebakaran.
3.2 Saran
Cara penanggulangan kebakaran karena
non listrik bisa dilakukan secara efektif dengan cara memasang
detektor asap di langit-langit rumah, menyediakan alat pemadam kebakaran untuk
tipe kebakaran kelas A,B dan D, mempersiapkan pemadam kebakaran dari ledeng
rumah, dan memasang nomor penting dekat telephone. Selain itu, penanggulangan
untuk jangka panjang dapat dilakukan dengan cara memasang poster-poster peringatan di berbagai tempat
disekitar kita, mengadakan penyuluhan dan pelatihan tentang pemadam
kebakaran , dan mengadakan adanya SOP cara pengoperasian pada tabung
pemadam.
DAFTAR PUSTAKA
Sebaskoro.2007.Pencegahan
dan Penanggulangan Kebakaran,serta PenyelamatanDiri.(oline).(http://sbaskoro.wordpress.com/2007/11/01/pencegahan-dan-penanggulangan-kebakaran-serta-serta-penyelamatan-diri/)diakses
1 September 2011.
Rahayunnisih,Ari.2009.Laporan
Khusus Instalasi Apar dan Fire Alarm System sebagai Upaya Pencegahan dan
Penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam Peningkatan Keselamatan Kerja.(online).(
http://www.digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/101341009200908311.pdf)diakses
1 september 2011.
Usman,Anif.Penanganan
Kebakaran dan Alat Pemadamnya.(online).( http://lansida.blogspot.com/2010/11/penanganan-kebakaran-dan-alat.html)diakses
1 September 2011.
.
0 komentar:
Posting Komentar